Rabu, 09 Februari 2011

Silaturrahim

SILATURRAHIM

Rahim secara bahasa berarti rahmah yaitu lembut dan kasih sayang. Tarahamal qaumu artinya saling berkasih sayang.
Imam Al-Azhary berkata yang dimaksud dengan firman Allah: "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". (Al-Anbiya': 107) adalah kasih sayang.
Tarahhama 'alaihi berarti mendoakan seseorang agar mendapatkan rahmat, istarhama berarti memohon-kan rahmat. Rajulun rahumun (orang laki-laki yang penyayang) dan imra'atun rahumun (perempuan yang penyayang). Ar-Rahmah fi bani adam, berarti kelem-butan dan kebaikan hati.
Seseorang dikatakan dekat dengan kerabat apabila dia telah memiliki kasih sayang dan kebaikan sehingga menjadi betapa baik dan sayang. Abu Ishaq berkata: Dikatakan paling dekat rahimnya yaitu orang yang paling dekat kasih sayangnya dan paling dekat hubungan kerabatnya.
Ar-ruhmu dan ar-ruhumu secara bahasa adalah ka-sihan dan simpati. Allah menyebut hujan dengan nama rahmat. Ibnu Sayyidih berkata bahwa yang dimaksud dengan ar-rahim dan ar-rihimu adalah rumah tempat tumbuhnya anak, dan jamaknya arhaam.
Al-Jauhary berkata ar-rahim berarti kerabat.
Imam Ibnu Atsir berkata bahwa dzu rahim adalah orang-orang yang memiliki hubungan kerabat yaitu setiap orang yang memiliki hubungan nasab dengan anda.
Imam Al-Azhary berkata ar-rahim adalah hubung-an dekat antara bapak dan anaknya dengan kasih sayang yang sangat dekat.
Allah Ta'ala berfirman:  "Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan sila-turrahim." (An-Nisa': 1)
Orang Arab mengatakan: " Saya ingatkan engkau dengan takut kepada Allah dan hubungan silatur-rahim".
Dalil-dalil
Allah Ta'ala berfirman:  "Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling memin-ta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim." (An-Nisa': 1).
Keluarga adalah pondasi utama terbangunnya se-buah lingkungan masyarakat. Dan perekat pertama hubungan antar manusia adalah perekat hubungan yang bernilai rububiyah yang merupakan perekat hubungan yang paling dasar. Allah memuji hubungan manusia karena ikatan kekerabatan. Maka bertakwalah kepada Allah yang kamu saling berjanji dan berikrar dengan keagungan nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain dengan kebesaran nama-Nya dan kamu saling bersumpah satu sama lain dengan nama-Nya. Tumbuh-kanlah nilai takwa di antara kalian agar hubungan kerabat tetap bersambung dan langgeng. Hubungan kerabat adalah hubungan yang sangat penting setelah hubungan rububiyah dan perasaan takut kepada Allah. Kemudian, takut untuk memutuskan silaturrahim, selalu memperhatikan hak-haknya, menjaga kelestarian hu-bungan jangan sampai menghancurkan dan menganiaya kemesraannya, jangan sekali-kali mencoba mengusik dan menyentuh keutuhannya. Berusahalah untuk selalu dekat, cinta, hormat dan memuliakan silaturrahim. Jadikanlah kerinduan dan keteduhan hidup anda di bawah naungan dan kemesraan silaturrahim, Allah berfirman :  "Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan meng-awasi kamu". (An-Nisa': 1)
Dan Allah Ta'ala berfirman:  "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada Tuhannya". (Ar-Ra'd: 21)
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan agar kita menyambung hubungan baik dengan orang faqir, hubungan baik dengan tetangga dan hubungan baik dengan kerabat dan sanak famili. Apabila manusia memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan, maka ikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat, kekacauan terjadi di mana-mana dan gejala sifat egoisme dan mau menang sendiri akan timbul dalam kehidupan sosial. Sehingga setiap individu masyarakat menjalani hidup tanpa petun-juk, seorang tetangga tidak tahu hak bertetangga, se-orang faqir merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian dan hubungan kerabat berantakan, sehingga kehidupan manusia berubah menjadi kehidupan hewani serba tidak berharga.
Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka hendaklah bersilatur-rahim". (Muttafaq 'alaih)
Nasehat-Nasehat
Hiasilah wahai manusia hubungan kerabatmu dengan ridha Allah, langkah-langkahmu menuju ke tempat tinggal kerabatmu adalah keberkahan dan derajatmu akan tinggi di sisi Allah bila engkau melangkahkan kaki untuk bersilaturrahim. Malaikat rahmah selalu mengiringimu dan merupakan ibadah kepada Allah pada saat engkau bersilaturrahim serta engkau akan mendapatkan pahala dan pengampunan dari Allah. Tatkala engkau mengunjungi bibimu yang sedang sakit berarti engkau telah menghiburnya dan sebagai tanda keberhasilan dalam mendidikmu.
Saudara laki-laki dan saudara perempuan baik sekandung maupun hanya saudara sebapak atau seibu, atau sepersusuan, semuanya hendaklah saling menyayangi, menghormati dan menyambung hubungan kera-bat baik pada saat berdekatan atau berjauhan.
Hubungan persaudaraan khususnya antara saudara laki-laki dengan saudara perempuan memiliki sentuhan yang sangat unik yaitu sentuhan batin yang sangat lembut serta kesetiaan yang sangat dalam dan semakin hari semakin bertambah subur walaupun berjauhan jarak tempatnya.
Wahai saudariku sekandung, Allah mewasiatkan kepadaku agar aku selalu menyambung silaturrahim, secara fitrah kita bersaudara dan dengan Kitabullah kita diperintahkan bersilaturrahim serta Allah mengancam dengan siksa dan celaka bagi orang yang memutuskan hubungan kerabat.
Dari Jubair bin Muth'im bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk Surga orang yang memutuskan hubungan kerabat". (Muttafaq 'alaih)
Menyambung silaturahim dengan paman dan bibi adalah termasuk bagian dari silaturrahim, berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kamu tidak sadar bahwa paman seseorang adalah saudara bapaknya".
Menyambung hubungan kerabat dengan anak pe-rempuan dari saudara perempuan termasuk bersilatur-rahim dengan ibunya dan demikian pula bersilatur-rahim dengan saudara perempuan ibu. Dari Barra' bin Azib bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) memiliki keduduk-an seperti ibu". (Muttafaq 'alaih)
Dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) adalah ibu". (HR. Ath-Thabrani)
Wanita adalah makhluk yang lemah dan menjadi kuat karena dengan adanya laki-laki. Pada saat saudara laki-laki berkunjung ke rumah saudara perempuan, maka dia bergembira dan berbahagia dengan kunjungan tersebut. Suami dan keluarganya juga ikut bergembira, dengan rasa bangga saudara perempuan tersebut bercerita kepada penduduk kampungnya bahwa saudara laki-laki tersebut datang berkunjung untuk mengetahui keadaan dan kesehatannya dan mereka itulah yang menjadi penopang hidupnya setelah Allah pada saat-saat susah dan kesulitan.
Betapa lezatnya makanan yang datang dari sauda-ra, bapak atau paman serta betapa berharganya hadiah yang datang dari saudara dan kerabat.
Saudara perempuan tersebut mengungkapkan kegembiraan dengan mengucapkan semoga Allah melu-ruskan niatmu wahai saudaraku, semoga Allah senantiasa memberi keselamatan kepada kalian dari setiap musibah, saya sangat berbahagia atas kehadiran kalian dan saya sangat bergembira dan bangga dengan kunjungan kalian di hadapan suami saya dan keluarganya. Wahai saudaraku tatkala kalian masuk ke rumahku seakan ruangan rumahku bercahaya dan seluruh rahasiaku ingin aku ungkapkan serta keadaanku berubah semua. Hadiah yang kalian berikan walaupun sederhana akan tetapi sangat berharga bagiku bukan karena mahalnya akan tetapi pemberian itu dari tangan kalian. Saya merasa bangga dan mulia dari seluruh manusia di dunia ini.
Wahai saudaraku, kunjungan kalian mendatangkan suasana baru bagi hidupku dan saya melihat ruangan rumahku seakan semakin cerah setelah kedatangan kalian. Kegembiraan yang tak mungkin dunia memberikannya kepadaku dan kebahagiaan seakan aku mampu memeluk bintang gejora. Tidak ada saat yang paling bahagia dalam umurku tatkala kalian memuliakan rumahku dengan kunjungan kalian.
Ya Allah saya bersaksi di hadapanMu bahwa sau-dara-saudaraku telah bersilaturrahim, maka sambunglah ya Tuhan Dzat Yang Maha Penyayang.
Wahai saudaraku, kalian hanya sekedar menunaikan kewajiban dan tugas kemasyarakatan, tetapi saya berbahagia selamanya yang tidak mungkin terhargai oleh apa pun.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, maka rahim berdiri dan berkata: Ini adalah kedudukan yang tepat bagi orang yang berlindung dari memutuskan hubungan silaturrahim, Allah Ta'ala berfirman: "Benar, bukankah engkau senang jika Aku menyambung orang yang menyambung silatur-rahim dan saya memutus orang yang memutuskan silaturrahim. Dia berkata: "Ya, Allah Ta'ala berfirman: "Itulah permohonanmu yang Aku kabulkan."
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah jika kalian mau firman Allah Ta'ala (artinya): "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (Muhammad: 22)
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Rahim bergantung di 'Arsy, lalu berkata: "Barangsiapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskanku, maka Allah akan memutuskannya".
Sesungguhnya orang-orang yang berakal dan berfikir serta berhati yang jernih akan mampu mencerna makna nasihat kebenaran dan kemudian menjadi peringatan baginya.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hari hisab yang buruk". (Ar-Ra'd: 21)
Inilah sifat seorang mukmin, setiap apa-apa yang diperintahkan Allah Ta'ala untuk menghubungkan, maka mereka pun menghubungkan. Mentaati secara sempurna dan istiqamah di atas kebenaran dan berjalan di atas manhaj Kitabullah dan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan mampu menyelamatkan kita dari penyelewengan dan kesesatan.
Orang yang terbiasa tidak menjaga janji Allah dan tidak istiqamah di atas jalan lurus sesuai kehendak Allah, maka dia tidak mungkin mampu memegang janji dan ikatan dengan siapa pun. (Kholid Ar Rasyid)
[ ... ]

Hukum Rokok

 

HUKUM  ROKOK

 
Rokok terbukti mengandung berbagai-bagai jenis bahan kimia berbahaya, diantaranya ialah nikotin. Menurut pakar atau ahli kimia, telah jelas dibuktikan bahwa nikotin yang terdapat dalam setiap batang rokok atau pada daun tembakau adalah ternyata sejenis kimia memabukkan yang diistilahkan sebagai candu.
Dalam syara pula, setiap yang memabukkan apabila dimakan, diminum, dihisap atau disuntik pada seseorang maka ia di kategorikan sebagai candu atau dadah kerana pengertian atau istilah candu adalah suatu bahan yang telah dikenal pasti bisa memabukkan atau mengandung elemen yang bisa memabukkan. Dalam mengklasifikasikan hukum candu atau bahan yang memabukkan, jumhur ulama fikah yang berpegang kepada syara (al-Quran dan al- Hadith) sepakat menghukumkan atau memfatwakannya sebagai benda "Haram untuk dimakan atau diminum malah wajib dijauhi atau ditinggalkan". Pengharaman ini adalah jelas dengan berpandukan kepada hujah-hujah atau nas-nas dari syara sebagaimana yang berikut ini: "Setiap yang memabukkan itu adalah haram" H/R Muslim.
Hadith ini dengan jelas menegaskan bahawa setiap apa sahaja yang memabukkan adalah dihukum haram. Kalimah kullu (ßõáøõ)di dalam hadith ini bererti "setiap" yang memberi maksud pada umumnya, semua jenis benda atau apa saja benda yang memabukkan adalah haram hukumnya. Hadith ini dikuatkan lagi dengan hadith di bawah ini: "Setiap sesuatu yang memabukkan maka bahan tersebut itu adalah haram". H/R al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud.
Hadith di atas ini pula telah menyatakan dengan cukup terang dan jelas bahwa setiap apa saja yang bisa memabukkan adalah dihukum haram. Pada hadith ini juga Nabi Muhammad s.a.w menggunakan kalimah kullu (ßõáøõ) iaitu "Setiap apa saja", sama ada berbentuk cair, padat, debu (serbuk) atau gas.
Mungkin ada yang menolak kenyataan atau nas di atas ini kerana beralasan atau menyangka bahwa rokok itu hukumnya hanya makruh, bukan haram sebab rokok tidak memabukkan. Mungkin juga mereka menyangka rokok tidak mengandung candu dan kalau adapun kandungan candu dalam rokok hanya sedikit. Begitu juga dengan alasan yang lain, "menghisap sebatang rokok tidak terasa memabukkan langsung". Andaikan, alasan atau sangkaan seperti ini boleh diselesaikan dengan berpandukan kepada hadith di bawah ini: "Apa saja yang pada banyaknya memabukkan, maka pada sedikitnya juga adalah haram". H/R Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah.
Kalaulah meneguk segelas arak hukumnya haram kerana ia benda yang memabukkan, maka walaupun setetes arak juga hukum pengharamannya tetap sama dengan segelas arak. Begitu juga dengan seketul candu atau sebungkus serbuk dadah yang dihukum haram. Secebis candu atau secubit serbuk dadah yang sedikit juga telah disepakati oleh sekalian ulama Islam dengan memutuskan hukumnya sebagai benda yang dihukumkan haram untuk dimakan, diminum, dihisap (disedut) atau disuntik pada tubuh seseorang jika tanpa ada sebab tertentu yang memaksakan atau keperluan yang terdesak seperti darurat kerana rawatan dalam kecemasan. Begitulah hukum candu yang terdapat di dalam sebatang rokok, walaupun sedikit ia tetap haram kerana dihisap tanpa adanya sebab-sebab yang memaksa dan terpaksa.
Di dalam sepotong hadith sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad s.a.w telah mengkategorikan setiap yang memabukkan itu sebagai sama hukumnya dengan hukum arak. Seorang yang benar-benar beriman dengan kerasulan Nabi Muhammad s.a.w tentulah meyakini bahawa tidak seorangpun yang layak untuk menentukan hukum halal atau haramnya sesuatu perkara dan benda kecuali Allah dan RasulNya. Tidak seorangpun berhak atau telah diberi kuasa untuk merubah hukum yang telah ditetapkan oleh Allah melalui Nabi dan RasulNya kerana perbuatan ini ditakuti boleh membawa kepada berlakunya syirik tahrif, syirik ta'til atau syirik tabdil. Hadith yang mengkategorikan setiap yang memabukkan sebagai arak sebagaimana yang di dimaksudkan ialah: "Setiap yang memabukkan itu adalah arak dan setiap (yang dikategorikan) arak itu adalah haram". H/R Muslim.
Dalam perkara ini ada yang berkata bahawa rokok itu tidak sama dengan arak. Mereka beralasan bahawa rokok atau tembakau itu adalah dari jenis lain dan arak itu pula dari jenis lain yang tidak sama atau serupa dengan rokok. Memanglah rokok dan arak tidak sama pada ejaan dan rupanya, tetapi hukum dari kesan bahan yang memabukkan yang terkandung di dalam kedua-dua benda ini (rokok dan arak) tidak berbeza di segi syara kerana kedua benda ini tetap mengandungi bahan yang memabukkan dan memberi kesan yang memabukkan kepada pengguna atau penagihnya. Tidak kira sedikit atau banyaknya kandungan yang terdapat atau yang digunakan, yang menjadi perbincangan hukum ialah bendanya yang boleh memabukkan, sama ada dari jenis cecair, pepejal, serbuk atau gas apabila nyata memabukkan sama ada kuantitinya banyak atau sedikit maka hukumnya tetap sama, iaitu haram sebagaimana keterangan dari hadith sahih di atas.
Di hadith yang lain, Nabi Muhammad s.a.w mengkhabarkan bahawa ada di kalangan umatnya yang akan menyalahgunakan benda-benda yang memabukkan dengan menukar nama dan istilahnya untuk menghalalkan penggunaan benda-benda tersebut: "Pasti akan berlaku di kalangan manusia-manusia dari umatku, meneguk (minum/hisap/sedut/suntik) arak kemudian mereka menamakannya dengan nama yang lain". H/R Ahmad dan Abu Daud.
Seseorang yang benar-benar beriman dan ikhlas dalam beragama, tentunya tanpa banyak persoalan atau alasan akan mentaati semua nas-nas al-Quran dan al-hadith yang nyata dan jelas di atas. Orang-orang yang beriman akan berkata dengan suara hati yang ikhlas, melafazkan ikrar dengan perkataan serta akan sentiasa melaksanakan firman Allah yang terkandung di dalam al-Quran : "Kami akan sentiasa dengar dan akan sentiasa taat". Tidaklah mereka mahu mencontohi sikap dan perbuatan Yahudi yang dilaknat dari dahulu sehinggalah sekarang kerana orang-orang Yahudi itu apabila diajukan ayat-ayat Allah kepada mereka maka mereka akan menentang dan berkata : "Kami sentiasa dengar tetapi kami membantah".
Sebagai contoh iman seorang Muslim yang sejati ialah suatu peristiwa yang mengisahkan seorang sahabat yang terus menuangkan gelas sisa-sisa arak yang ada padanya ke tanah tanpa soal dan bicara sebaik sahaja turunnya perintah pengharaman arak. Hanya iman yang mantap dapat mendorong seseorang mukmin sejati dalam mentaati segala perintah dan larangan Allah yang menjanjikan keselamatannya di dunia dan di akhirat.
Kalaulah Nabi Muhammad s.a.w telah menjelaskan melalui hadith-hadith baginda di atas bahawa setiap yang boleh memabukkan apabila dimakan, diminum atau digunakan (tanpa ada sebab-sebab keperluan atau terpaksa), maka ia dihukum sebagai benda haram dan ia dianggap sejenis dengan arak. Penghisapan dadah nikotin yang terdapat di dalam rokok bukanlah sesuatu yang wajib atau terpaksa dilakukan seumpama desakan dalam penggunaan dadah kerana adanya sebab-sebab tertentu seperti desakan semasa menjalani rawatan atau sebagainya. Sebaliknya, penghisapan rokok dimulakan hanya kerana tabiat ingin suka-suka yang akibatnya menjadi suatu ketagihan yang memaksa si penagih melayani kehendak nafsunya. Dalam pada itu, tanpa kesedaran, ia telah membeli penyakit dan menambah masalah, mengundang kematian dan tidak secara langsung ia telah melakukan kezaliman terhadap diri sendiri di samping mengamalkan pembaziran yang amat ditegah oleh syara (haram).
Dadah (bahan yang memabukkan) telah disamakan hukumnya dengan arak oleh Nabi Muhammad s.a.w disebabkan kedua-dua benda ini boleh memberi kesan mabuk dan ketagihan yang serupa kepada penggunanya (penagih arak dan dadah). Melalui kaedah (cara pengharaman) yang diambil dari hadith Nabi di atas, dapatlah kita kategorikan jenis dadah nikotin yang terdapat di dalam rokok sama hukumnya dengan arak dan semua jenis dadah yang lain.
Kesimpulannya, rokok atau tembakau yang sudah terbukti mengandungi dadah nikotin adalah haram pengambilannya kerana nikotin sudah ternyata adalah sejenis dadah yang boleh membawa kesan mabuk atau memabukkan apabila digunakan oleh manusia. Malah dadah ini akan menjadi lebih buruk lagi setelah mengganggu kesihatan seseorang penggunanya sehingga penderitaan akibat penyakit yang berpunca dari rokok tersebut mengakibatkan kematian. Rokok pastinya menambahkan racun (toksin) yang terkumpul di dalam tubuh badan sehingga menyebabkan sel-sel dalam tubuh seseorang itu mengalami kerosakan, mengganggunya daripada berfungsi dengan baik dan membuka kepada serangan kuman dan barah.
Apabila pengambilan rokok yang mengandungi bahan yang memabukkan dianggap haram kerana nyata ia digolongkan sejenis dengan arak (ÎÜóãúÑñ) oleh Nabi Muhammad s.a.w maka di dalam hadith dan al-Quran pula terdapat amaran keras dari Allah dan RasulNya:
"Dari Abu Musa berkata : Bersabda Rasulullah saw : Tiga orang tidak masuk syurga. Penagih arak, orang yang membenarkan sihir dan pemutus silaturrahmi". H/R Ahmad dan ibn Hibban.
"Mereka bertanya kepada engkau tentang arak dan perjudian, katakanlah bahawa pada keduanya itu dosa yang besar". Al Baqarah:219.
"Hai orang-orang yang beriman, bahawasanya arak , judi, (berkorban untuk) berhala dan bertenung itu adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, sebab itu hendaklah kamu meninggalkannya semuga kamu beroleh kejayaan". Al Maidah:90.
Hadith di atas Nabi Muhammad s.a.w telah mengkhabarkan bahawa penagih arak tidak masuk dan dalam ayat di atas pula, Allah mengkategorikan arak (khamar) sejajar dengan berhala dan bertenung sebagai perbuatan keji (kotor) yang wajib dijauhi oleh akal yang sihat. Perkataan "rijs" ini tidak digunakan dalam al-Quran kecuali terhadap perkara-perkara yang sememangnya kotor dan jelek. Perbuatan yang buruk, kotor, buruk dan jelek ini tidak lain mesti berasal daripada perbuatan syaitan yang sangat gemar membuat kemungkaran sebagaimana amaran Allah selanjutnya yang menekankan bahwa: "Sesungguhnya syaitan termasuk hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan judi itu dan menghalangi kamu dari mengingati Allah dan sembahyang. Apakah kamu tidak mahu berhenti?". Al Maidah:91.
Justeru itu Allah menyeru supaya berhenti daripada perbuatan ini dengan ungkapan yang tajam : "Apakah kamu tidak mahu berhenti?"
Seseorang mukmin yang ikhlas tentunya menyahut seruan ini sebagaimana Umar r.a ketika mendengar ayat tersebut telah berkata: "Kami berhenti, wahai Tuhan kami, Kami berhenti, wahai Tuhan kami".
Utsman bin 'Affan r.a juga telah berwasiat tentang benda-benda yang memabukkan yang telah diistilahkan sebagai khamar (닄) "arak". Sebagaimana wasiat beliau: "Jauhkanlah diri kamu dari khamar (benda yang memabukkan), sesungguhnya khamar itu ibu segala kerosakan (kekejian/kejahatan)". Lihat : Tafsir Ibn Kathir Jld.2, M/S. 97.
Ada yang menyangka bahawa rokok walaupun jelas setaraf klasifikasinya dengan arak boleh dijadikan ubat untuk mengurangkan rasa tekanan jiwa, tekanan perasaan, kebosanan dan mengantuk. Sebenarnya rokok tidak pernah dibuktikan sebagai penawar atau dapat dikategorikan sebagi ubat kerana setiap benda haram terutamanya apabila dibuktikan mengandungi bahan memabukkan tidak akan menjadi ubat, tetapi sebaliknya sebagaimana hadith Nabi s.a.w: "Telah berkata Ibn Masoud tentang benda yang memabukkan : Sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan ubat bagi kamu pada benda yang Ia telah haramkan kepada kamu". H/R al-Bukhari.
"Telah berkata Waail bin Hujr : Bahawa Tareq bin Suwid pernah bertanya kepada Nabi s.a.w tenang pembuatan arak, maka Nabi menegahnya. Maka baginda bersabda : Penulis membuatnya untuk (tujuan) perubatan. Maka Nabi bersabda : Sesungguhnya arak itu bukan ubat tetapi penyakit". H/R Muslim dan Turmizi. Allohu a’lam.
[ ... ]

Kemulian Islam

Umar bin Khaththab semoga Allah meridloinya mengatakan: "Kita adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun cara kita mencari kemuliaan tanpa Islam maka Allah akan tetap menjadikannya sebagai kehinaan."
Kapan Umar mengatakan ungkapan ini ? Kapan Umar menyusun perkataan ini ?
Umar mengatakan ini pada moment yang agung dan pada satu periode yang mulia dalam Islam. Beliau mengatakan ini ketika beliau berangkat untuk membuka Baitul Maqdis, untuk mengambil kunci-kunci Baitul maqdis yang telah kita abaikan karena kita mengabaikan Islam.
Umar berangkat ke sana untuk mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis. Kemudian orang-orang Nashara mendengar kedatangan Umar yang namanya telah menguncang dunia, yang jika nama Umar disebut di majlis Kisra dan Kaisar, maka kedua raja ini hampir pingsan mendengarnya, karena takut.
Umar yang tidur di pelepah kurma, tetapi hati para taghut yang berada di atas singgasana ketakutan.
Umar yang hanya makan gandum, tetapi para bangsawan yang memiliki emas dan perak gemetar jika melihatnya.
Umar yang jika berjalan di suatu jalan, maka syetan akan memilih jalan lain.
Umar yang sudah dikenal dikalangan muslimin Melayu, India, Iraq, Sudan, Andalus, dan akan dikenal dunia.
Ketika orang-orang Nashara mendengar Umar akan datang untuk mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis, mereka keluar dengan jumlah yang sangat besar. Para wanita keluar di atap-atap rumah, anak-anak keluar di berbagai jalan dan gang.
Sedangkan pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh tiga panglima, mereka kaluar dalam konvoi pasukan yang belum pernah didengar dunia.
Bagaimana pengawal yang mengiringi Umar yang akan mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis ?
Tidak ada iring-iringan yang mengawal ! Orang-orang mengira beliau akan datang dengan para pembesar shahabat, para pembesar Anshar dan Muhajirin dari para ulama dan orang-orang shalehnya, tetapi beliau datang hanya dengan mengendarai satu unta dan ditemani seorang pembantunya. Kadang Umar yang menuntun unta dan pembantunya naik dan kadang Umar yang naik unta dan pembantunya yang menuntun !
Ketika mendekati Baitul Maqdis, para pejabat muslimin bertanya-tanya: "Siapa itu ? Mungkin salah saeorang tentara yang memberi tahu kedatangan Amirul Mukminin.
Ketika pasukan itu mendekat, ternyata orang tersebut adalah Umar bin Khaththab ! Ketika beliau sampai di Baitul Maqdis, tiba giliran beliau menuntun unta dan pembantunya yang berada di atas unta.
Amr bin Ash mengatakan: "Wahai Amirul Mukminin, orang-orang mennati kehadiran anda, penghuni dunia keluar untuk menyambut kehadiran anda dan orang-orang mendengar tentang anda tetapi anda datang dengan penampilan seperti ini ?"
Kemudian Umar mengatakan perkataannya yang sangat terkenal, yang tetap diingat sepanjang masa: "Kita adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun juga jika kita mencari kejayaan dengan yang lain, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita."
Kita membangun peradaban kita dari nol dengan satu modal; Laa ilaaha illallaah.
Pasukan Umar bin Khaththab keluar dengan 30.000 orang yang bertauhid. Setiap orang yang bertauhid sama dengan 3 juta tentara dunia sekarang. Mereka keluar untuk berperang melawan Persia, berperang untuk melawan Kisra yang kafir dan sesat. Ketika mereka tiba di Qadisiyah, Kisra ingin melakukan perundingan dengan Umar karena takut mati. Maka ia mengutus Hurmuzan -salah seorang mentrinya- untuk mendatangi Madinah Nabawiyah kota Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk duduk bersama Umar Al Faruq di meja perundingan.
Utusan tersebut keluar dengan rombongan yang besar untuk menemui Umar, dengan hati yang hampir robek karena takut…Mengapa? Karena dia ragu-ragu. Bagaimana ia akan bicara dengan Umar bin Khaththab ? Apakah ia akan berbicara secara langsung atau melalui perantara ?Apakah ia akan duduk bersama di atas tanah ? Apakah ia dapat melihat Umar secara langsung tanpa alat dan pengeras suara ?
Maka ia memakai perhiasan, sutra, emas dan perak. Ia menembus jalan dari Iraq menuju Madinah.
Ketika ia masuk Madinah, ia bertanya: "Dimana istana Khalifah Umar ?"
Para shahabat mengatakan: "Umar tidak punya istana."
Ia bertanya: "Bagaimana ia memimpin kalian ?"
Mereka berkata: "Beliau memimpin kami di atas tanah."
Ia bertanya: "Di mana rumahnya ? Apakah rumahnya memiliki keistimewaan ?"
Mereka menjawab: " Rumahnya seperti rumah kita."
Ia berkata: "Tolong tunjukkan pada saya rumahnya."
Mereka berangkat dan berjalan di gang-gang kota Madinah yang sempit, sampai mereka sampai di sebuah rumah yang kecil miskin yang hanya dibangun dari tanah biasa.
Ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Ya"
Ia bertambah takut dan gemetar, ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Kita akan tanya keluarganya"
Kemudian mereka mengetuk pintu rumah. Putranya keluar, mereka bertanya: "Apakah Amirul Mukminin ada di rumah ?"
Beliau menjawab: "Beliau sedang tidak di rumah, silahkan anda cari di masjid "
Kantor, istana dan tempat duduknya di masjid.
Utusan ini segera berangkat ke masjid. Anak-anak berjalan dibelakang utusan Beberapa wanita melihat dari atap rumah dan dari balik pintu, untuk melihat orang yang datang dengan sutra dan emas yang bersinar karena pantulan sinar matahari.
Utusan tersebut mencari Umar. Mereka pergi dan memasuki masjid, mengamati orang-orang yang tidur -karena beliau tidur di masjid- maka mereka tidak menemukan. Mereka mengatakan: "Kita cari di tempat lain. Maka mereka mencari lagi.
Mereka mendatangi sebuah pohon di luar kota Madinah, ternyata beliau berada di situ. Beliau tertidur di di bawah pohon.
Utusan Persia ini tercengang dan semakin takut.
Mereka membangunkan Umar. Ketika beliau bangun, beliau bertanya: "Siapa ini ?"
Mereka mengatakan: "Ini adalah Hurmuzan dan rombongannya, datang untuk berunding dengan anda, wahai Amirul Mukminin."
Orang Persia tersebut berkata: "Anda telah berhukum dengan adil sehingga anda merasa aman dan bisa tidur."
Jadi kita adalah umat yang telah Allah berikan kejayaan dengan Islam, maka jika kita mencari kejayaan dengan selain Islam, Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.
Pada saat kita mencari kejayaan dengan pakaian dan penampilan, bukan dengan agama, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.
Pada saat kita merasa bangga dengan rumah dan istana, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.
Pada saat kita merasa bangga dengan berbagai kendaraan, kakayaan dam makanan dan merasa bangga dengan Islam maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita. Karena kita adalah umat yang telah Allah berikan kejayaan dengan Islam, maka kalau kita mencari kemuliaan dengan selain Islam Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.
Mengapa kita tidak merasa bangga, wahai para pemuda dan orang tua, mengapa kita tidak merasa bangga dengan Islam ?
Ya… ada ditengah-tengah kita, orang yang tidak ingin masuk lebih dalam pada agama. Dia ingin Islam yang biasa-biasa saja, shalat dan puasa saja.
Sedankan dakwah dan istiqamah adalah sesuatu yang dia tidak inginkan.
Mengapa ?
Karena zionisme internasional telah menamakan para da'i dengan istilah fundamentalis dan berbagai istilah menakutkan lainnya…maka orang-orang yang kurang wawasan, sedikit pengetahuan dan lemah mental (imannya) merasa berat jika dikatakan seperti itu.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa membagi manusia menjadi dua bagian, Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman, yang artinya :
"Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ? Mengapa kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan" (QS Al Qalam: 35-36)
Pilihannya hanya satu dari dua, muslim atau mujrim (orang yang berbuat dosa)… orang yang baik atau jelek… sesat atau dapat petunjuk… shaleh atau merusak… taat atau ma'siyat. Tidak ada pilihan ketiga.
"Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat ?" (QS Shaad ayat 28)
Saran kita bagi setiap orang biasa yang ingin hidup biasa dalam Islam agar bergabung dengan para wali Allah, orang-orang pilihan, orang-orang yang istiqamah, karena agamawan dalam Islam tidak sama dengan agamawan dalam Nashrani.. tidak..pilihan kita hanya satu, menjadi orang yang istiqamah sukses bahagian atau sesat bodoh dan gagal dalam hidup.
Dalam agama kita hanya ada satu pilihan, menjadi orang yang baik , bertaqwa, wara' dan menghadapkan diri kepada Allah atau menjadi orang yang celaka, lalai, sesat yang akan dikembalikan ke neraka yang menyala-nyala.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:
"Demikianlah Kami (Allah) jadikan kalian umat wasath (pertengahan). Betapa indah ungkapan wasath (pertengahan). Apa yang dimaksud dengan wasath ? Banyak dari para ahli tafsir yang mengatakan bahwa maksudnya adalah umat pilihan. Sebagian yang lain mengatakan maksudnya: pertengahan dalam segala sesuatu." (QS Al Baqarah 143)
Kedua makna ini benar. Alhamdulillah kita ini umat Islam memiliki aqidah pertengahan. Kita tidak hidup tanpa aqidah seperti orang-orang yang tidak punya pegangan. Kita tidak hidup dengan hati kosong, jiwa kosong, tetapi kita punya aqidah. Namun kita juga bukan yang berlebihan dalam beribadah sampai-sampai menyembah segala sesuatu, menyembah batu, pohon, bintang, bulan, sapi, harta, pakaian…tidak… tetapi kita beribadah kepada Dzat yang memang berhak dijadikan tujuan ibadah.
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu"
(QS Muhammad 19)
[ ... ]

12 Langkah Agar Puasa Kita Sempurna

Agar puasa kita dapat sempurna ada beberapa tips yang mesti kita perhatikan. Untuk itu Al-Madina mencoba mengangkat sebuah tulisan dari Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Jarullah dalam buku beliau yang berjudul Risalah Ramadhan tentang langkah-langkah menggapai kesempurnaan ibadah puasa yang berisikan:
  1. Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
    "Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."
    (HR. Bukhari dan muslim)
    "Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ". (HR. Ibnu Khuzaimah)
  2. Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati untuk itu anda hendaknya telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar anda tidak ragu-ragu.
  3. Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
    "Manusia ssenantiassa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (HR. Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
  4. Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
  5. Manfaatkan bulan ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan di dalamnya, yakni membaca Al Quran.
    "Sesungguhnya Jibril alaihis salam selalu menemui Nabi shallallahu alaihi wa salllam untuk membacakan Al Quran baginya."
    (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu)
    Dan pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
  6. Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
    "Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Al Bukhari)
  7. Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab yang sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, ia jangan anda hadapi dengan perbuatan serupa. Nasehatilah dia dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
    "Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata: Sesungguhnya aku sedang berpuasa".
    (HR. Al Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)
    Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya. Disamping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
  8. Hendaknya anda selesai dari puasa dengan membawa takwa kepada Allah, takut dan bersyukur kepada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah takwa, sebab Allah berfirman: "Agar kamu bertakwa"(Al-Baqarah: 183).
  9. Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu berkata:
    "Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa".
  10. Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
  11. Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika di bulan Ramadhan.
  12. Ucapkanlah Bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo'a:
    "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
[ ... ]

Hukum Menjual Alat Musik Setelah Bertaubat

Asy-Syaikh Al`Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi hafizhohullahPertanyaan Saya memiliki alat-alat musik tetapi setelah saya mengenal da’wah yg berberkah ini saya bertaubat kepada Allah. Apakah boleh bagi saya utk menjual alat-alat musik tadi dan hasilnya digunakan utk kemashlahatan keluarga utk membantu dakwah dan selainnya?Abul Fath.Balikpapan - Kalimantan TimurJawab:Mufti Saudi Arabia bagian Selatan Asy-Syaikh Al`Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi hafizhohullah menjawab sebagai berikut Kalau engkau menjualnya maka selainmu akan menjadi sesat karenanya akan tetapi hancurkanlah dan Allah akan memberikan gantinya kepadamu. Dan Asy-Syaikh AI-Allamah Zaid bin Muhammad bin Hadi AI-Madkhaly hafizhohullah pada malam Kamis 29 Jumadi Tsani 1426 H bertepatan 4Agustus 2005 M beliau menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: Pertama kami mengucapkan selamat kepada saudara kita ini atas taubatnya dan hendaknya ia memuji Allah yg memberikan taufik kepadanya utk bertaubat.Kedua kami memberikan kabar gembira kepadanya bahwasanya Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni dosa-dosa jika syarat-syarat taubat terpenuhi dan kesalahan-kesalahannya akan diganti dgn kebaikan-kebaikan dan wajib atasnya utk konsisten meninggalkan dosa.
Adapun alat-alat musiknya yg haram maka tidak boleh ia menjualnya kepada manusia krn akan membantu suatu per¬buatan maksiat bahkan ia akan jatuh dalam maksiat. Maka perkara alat-alat musik tersebut adl dihancurkan hendaknya ia menghancurkannya dan Allah ‘Azza wa Jalla akan menggantikan baginya yg lbh baik dari apa yang akan tercapai baginya bila ia . Dan tidak boleh baginya utk menjualnya selama-lamanya. Dikutip dari majalah An-Nashihah Volume 10 1427H/2006M
sumber : file chm Darus Salaf 2
[ ... ]

HUkum Wanita Berhijab (berjilbab)

Hukum berhijab (berjilbab)

Beberapa penanya dari wanita muslimah menyatakan keprihatinannya kepada kami tentang kenyataan banyaknya wanita muslimah yang masih enggan untuk ber-hijab (berjilbab). Dengannya mereka meminta kepada kami untuk menjelaskan tentang kewajiban berjilbab dan syarat-syarat busana muslimah yang sesuai syari’at Islam. [Redaksi]
Jawab :
Ketahuilah wahai para wanita muslimah, bahwa yang mem-bedakan antara manusia dengan hewan adalah faktor pakaian dan alat-alat perhiasan. Allah  berfirman:
Artinya : ‘Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik.’ [Qs. al-A'raaf 26]
Pakaian dan perhiasan itu adalah dua aspek kemajuan dan per-adaban. Meninggalkan keduanya berarti kembali kepada kehidupan primitif yang mendekati kepada kehidupan hewani. Sedang hak milik wanita yang paling utama adalah kemuliaan, rasa malu, dan kehormatan diri. [Lihat Fiqhus Sunnah 2/209 oleh Sayyid Sabiq].
Pakaian dalam Islam bukanlah hanya sekedar hiasan yang menempel di tubuh, tetapi pakaian yang menutup aurat. Dengannya Islam mewajibkan setiap wanita dan pria menutupi anggota tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya.
Masalah berhijab (yaitu berbusana muslimah yang menutupi seluruh bagian tubuh dari kepala hingga telapak kaki) bagi wanita muslimah bukanlah masalah sepele lagi sederhana sebagaimana yang banyak disangkakan oleh masyarakat awam, melainkan masalah besar dan substansial dalam agama ini.
Ber-hijab (berjilbab) bukanlah sisa peninggalan adat atau kebiasaan wanita Arab, sehingga wanita non-Arab (wanita Indonesia) tidak perlu menirunya, begitu juga ia bukanlah masalah khilafiah, diperselisihkan ada tidaknya berhijab itu sehingga wanita muslimah bebas mengenakannya atau tidak, tetapi hijab adalah suatu hukum yang tegas dan pasti yang seluruh wanita muslimah diwajibkan oleh Allah  untuk mengenakannya.
Allah  berfirman :
Artinya : ‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [Qs. al-Ahzab : 59].


Allah  berfirman :
Artinya: ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ….’ [Qs. an-Nûr : 31].

Dua ayat di atas telah memberikan batasan yang  jelas tentang pakaian yang harus dikenakan
oleh wanita muslimah, yaitu wajib menutup seluruh tubuhnya kecuali apa yang dikecuali oleh syariat (yang dimaksud dalam hal ini adalah wajah dan dua telapak tangan dan ini diperselisihkan oleh ulama). Ketetapan syari’at ini tidak lain adalah untuk melindungi, menjaga, serta membentengi wanita dari laki-laki yang bukan mahramnya.

BERHIJAB ADALAH IBADAH

Ber-hijab adalah ibadah, dengan ber-hijab berarti sang wanita telah telah melaksanakan perintah Allah. Melaksanakan perintah ber-hijab sama dengan melaksanakan perintah shalat dan puasa.
Barangsiapa yang mengingkari kewajiban ber-hijab dengan secara menentang berarti mengkufuri perintah  Allah  yang dapat dikategorikan sebagai murtad dari Islam. Tetapi jika ia tidak ber-hijab lantaran semata-mata mengikuti situasi masyarakat yang telah rusak – dengan tetap yakin akan wajibnya – maka ia dianggap sebagai wanita yang mendurhakai dan menyalahi perintah Allah  yang telah berfirman dalam al-Qur’an :
Artinya : ‘…. dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu …’ [Qs. al-Ahzab : 33].

BELUM MANTAP BERHIJAB

Karena ber-hijab adalah kewajiban dari Allah, maka tidak dibenarkan seorang wanita muslimah menyatakan dirinya tidak mantap atau belum siap ber-hijab. Karena sikap ini berarti mengambil sebagian perintah Allah  dan mencampakkan yang lainnya. Padahal Allah  berfirman :


Artinya : ‘Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata [Qs.Al-Ahzab: 36]
KESIMPULAN

1.       Ber-hijab (berjilbab) itu wajib bagi seluruh wanita muslimah.
2.       Ber-hijab yang memenuhi syarat adalah apabila hijab tersebut menutupi seluruh tubuh melainkan kecuali apa yang dikecuali oleh syariat (dan akan datang penjelasan secara lengkap tentang busana muslimah yang sesuai dengan agama).
[ ... ]

Selasa, 08 Februari 2011

5 Penyakit Langganan Bayi Pada Tahun Pertama

Batuk dan pilek, salah satu penyakit langganan bayi usia 0 – 1 tahun. (Foto: gettyimages)
PENYAKIT langganan! Loh, penyakit kok langganan? Ya, karena rupanya ada beberapa penyakit yang memang kerap menyerang bayi usia 0 – 1 tahun, usia dimana daya tahan tubuhnya belum sempurna benar.
Simak yuk tip melindungi bayi mungil Anda dari serangan penyakit-penyakit ‘langganan’.
1. Batuk Pilek
Penyebabnya bisa karena infeksi atau alergi. Frekuensi batuk pilek umumnya akan menurun seiring bertambahnya usia dan semakin bagus sistem pertahanan tubuhnya, berkaitan dengan kualitas gizi yang baik. Batuk-pilek sendiri merupakan gejala di saluran napas (respiratorik), terutama saluran napas bagian atas.
Batuk pilek karena infeksiPenyebab terbesar karena virus akan tetapi dapat juga karena kuman, atau mikroba. Biasanya ditandai dengan demam, rewel, dan tubuh linu-linu (sayangnya bayi tidak dapat mengungkapkan hal ini). Dalam rentang waktu 2 – 3 hari akan sembuh jika bayi diberi asupan gizi dan istirahat yang cukup. Dengan meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, batuk pilek dapat sembuh dengan sendirinya.
Batuk pilek karena alergiJika si kecil mengalami batuk pilek yang berkepanjangan – lebih dari 3 hari belum sembuh juga – terdapat kemungkinan batuk pileknya karena alergi. Penyebabnya, reaksi yang berlebihan pada saluran napas (hidung/tenggorokan) terhadap suatu pencetus. Faktor pencetus alergi bisa dari debu, asap, bulu binatang, makanan/minuman. Ciri khas batuk-pilek alergi ditandai dengan batuk timbul berulang dalam rentang waktu yang pendek. Waktu penyembuhannya bisa lebih dari dua minggu. Untuk mengobati, sedapat mungkin hindarkan si kecil dari pencetusnya.
Bedakan warna ingus dan dahakJika warnanya bening, menunjukkan penyakit mulai memapar. Jika berubah keruh kekuningan itu artinya telah terjadi perlawanan antara antibodi dan penyakit. Batuk pilek akan menunjukkan kesembuhannya jika ingus dan dahaknya mulai berubah hijau. Itu artinya bakteri, mikroba, atau virusnya telah mati.
2. Diare
Sesungguhnya batas normal si kecil kecil buang air besar sangatlah bervariasi.  Ada anak yang BAB beberapa kali dalam sehari bahkan bayi kerap BAB satu jam sekali. Yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah konsistensi fesesnya.
Diare ada yang disebabkan oleh virus (rotavirus), bakteri ecoli, atau karena alergi susu sapi. Diare akibat infeksi merupakan bagian dari reaksi alamiah tubuh terhadap masuknya kuman, lalu membantu mengeluarkannya dari pencernaan (usus). Diare karena infeksi ini sembuh lebih lama tetapi jika tidak sembuh juga bisa jadi karena kemungkinan adanya kelainan atau ketidakmampuannya bertoleransi terhadap produk susu tertentu. Jika ia mengalami diare sesudah makan harus diperiksakan ke dokter untuk mengetahui apakah absorbsi (penyerapan) makanannya mengalami gangguan.
Atasi Diare
Jika diare tidak segera mendapat penanganan tepat, akibatnya akan kehilangan cairan tubuh sehingga dapat mengalami dehidrasi. Cobalah untuk memberi minum sebanyak mungkin dan berikan cairan oralit (campuran garam dan gula) dari apotik. Jangan pernah mencoba untuk mencampur  garam dan gula dengan air sendiri di rumah karena perbandingannya harus tepat dan ketidakseimbangan pencampuran bisa membahayakan.
Lamanya pengobatan diare tergantung dari penyebabnya. Jika penyebabnya tidak terlalu serius, tunggu saja sampai berangsur membaik serta menghindari makanan yang mungkin dapat memperburuk keadaan.
3. Sembelit
Bayi dikatakan mengalami sembelit atau konstipasi (kesulitan buang air besar) bila fesesnya keras, sangat sulit dikeluarkan dan menimbulkan rasa sakit. Konstipasi tidak berhubungan dengan berapa kali bayi BAB dalam sehari. Jika bayi BAB setiap dua hari sekali tapi fesesnya masih lunak, ini bukanlah konstipasi.
Normal atau tidaknya BAB tergantung pada usia karena bayi di bawah empat bulan lebih sering BAB, namun dengan semakin bertambahnya usia maka polanya akan semakin mirip orang dewasa. Salah satu penyebab sembelit pada bayi umumnya karena perubahan pola konsumsi dimana bayi mulai mengonsumsi makanan pada pertamanya.
Kekurangan pemberian cairan dan serat alami dapat menyebabkan kesulitan BAB. Perubahan konsumsi ASI ke susu formula juga dapat menyebabkan sembelit. Jika bayi Anda sembeli, cari tahu penyebab utamanya.
Beri Asupan Berserat
Jika telah terjadi pengerasan feses pada bayi, segera upayakan memberinya asupan berserat seperti sari buah atau jus encer serta tambahan sayur mayur dalam makanannya, misalnya nasi tim yang dicampur dengan bayam. Biasakan supaya anak menyukai sayur dan buah yang kaya serat alami sejak bayi agar kelak masalah konstipasi ini tidak menjadi kronik.
4. Muntah
Hal ini umum terjadi pada anak dan penyebabnya bermacam-macam. Yang terpenting untuk diketahui adalah seberapa berat muntah tersebut berdampak pada anak. Muntah pada bayi dapat disebabkan karena cara menyuapi yang salah. Misalkan saja perut bayi sudah penuh tetapi masih terus disuapi makanan.
Muntah dengan nyeri kepala pada anak yang menderita panas atau keadaan umumnya tidak sehat, kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi seperti flu atau sakit tenggorokan.
Muntah dengan nyeri perut karena gastroenteritis yang menyebabkan nyeri kejang yang timbul hilang. Muntah yang berulang dapat menimbulkan nyeri karena menyebabkan tegangan pada otot perut bagian atas. Kecemasan atau penjalaran penyakit tertentu juga kadang-kadang memicu muntah pada anak-anak yang sensitif.
Gastroenteritis sendiri merupakan penyakit lambung, dan infeksi yang memengaruhi lambung serta usus bagian atas yang mengakibatkan muntah. Atau infeksi pada usus bagian bawah yang dapat menimbulkan diare dan nyeri kejang atau kombinasi keduanya. Muntah yang parah terjadi secara tiba-tiba dan dalam satu jam anak muntah sampai beberapa kali, biasanya suhu tubuh anak juga panas.
Di saat bersamaan biasanya anggota keluarga yang lain terutama anak-anak juga bisa terkena. Penyebabnya karena infeksi virus, kadang juga karena bakteri dari makanan yang beracun. Umumnya muntah pada gastroenteritis akan membaik dalam 24 – 48 jam meski bisa saja kejang perut terjadi dalam beberapa hari.
Penanganannya dengan menjaga anak agar tetap merasa nyaman dan minum sebanyak-banyaknya guna menghindari risiko dehidrasi karena dehidrasi itu sendiri adalah bahaya terbesar yang diakibatkan karena muntah.
5. Infeksi Telinga
Di samping pilek, infeksi telinga (otitis media akut) adalah penyakit masa kanak-kanak yang paling sering didiagnosis di Amerika Serikat. 3 dari 4 anak-anak setidaknya mengalami satu kali infeksi telinga pada saat mereka mencapai usia 3 tahun.
Telinga terdiri dari tiga bagian yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam.
Agar berfungsi dengan baik, telinga tengah harus pada tekanan yang sama dengan lingkungan di sekitarnya. Di sinilah tabung estachius berperan, sebuah bagian kecil yang menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang tenggorokan di belakang hidung.
Dengan membiarkan udara mencapai telinga tengah, tabung estachius menyetarakan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan udara luar. Ketika menguap atau menelan, tuba estachius menyesuaikan tekanan udara di telinga tengah dan juga berperan sebagai saluran lendir dari telinga tengah ke dalam tenggorokan.
Kadang-kadang, tabung estachius ini mengalami gangguan karena misalnya ketika seseorang mengalami pilek atau alergi, tabung estachius juga ikut terpengaruh oleh lendir yang tersumbat. Bakteri atau virus yang masuk ke telinga tengah melalui tabung estachius pun juga dapat terjebak di sini. Kuman yang terperangkap dalam cairan ini kemudian berkembang biak dan menyebabkan infeksi telinga.
Infeksi yang tidak diobati dapat merembet dari telinga tengah ke bagian dekat kepala termasuk otak. Meskipun kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh otitis media biasanya bersifat sementara, namun otitis media yang dibiarkan tanpa diobati dapat menyebabkan gangguan pendengaran secara permanen.
[ ... ]

Fungsi Alquran dan Pentingnya Membaca Al_Qur'an


Quantcast

FUNGSI AL-QUR’AN

DAN PENTINGNYA MEMBACA AL-QUR’AN

1. Pengertian Al-Qur’an
Para ulama berbeda pendapat tentang lafad Al-Qur’an tetapi mereka sepakat bahwa lafad Al-Qur’an adalah isim (kata benda) bukan fi’il (kata kerja) atau harf (huruf). Isim yang dimaksud dalam bahasa Arab sama dengan keberadaan isim-isim lain, kadang berupa isim jamid atau disebut isim musytaq.[1]
Sebagian ulama berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an adalah isim musytaq, namun mereka masih tergolong ke dalam dua golongan.
Golongan pertama berpendapat, bahwa huruf nun adalah huruf asli sehingga dengan demikian isim tersebut isim musytaq dari materi qa-ra-na. Golongan yang berpendapat seperti itu, masih terbagi dua juga :
Golongan pertama diwakili antara lain oleh Al-Asyari yang berpendapat bahwa lafad Al-Qur’an diambil dari kalimat “Qarana asy-syaiu bis-sya’i aidzadhammamatuh ilaih”. Ada juga yang berpendapat diambil dari kalimat “qarana baina baina al-bairani, idza jam’a bainahuma”. Dari kalimat yang terakhir muncul sebutan Qirana terhadap pengumpulan pelaksanaan ibadah haji dan umroh dengan hanya satu ihrom.
Golongan kedua diwakili antara lain oleh Al-Farra berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an musytaq dari kata qara’un, jamak dari qarinah, karena ayat-ayat Al-Qur’an (lafalnya) banyak yang sama antara yang satu dengan yang lain.
Golongan kedua berpendapat bahwa huruf alif dalam kata Al-Qur’an adalah huruf asli. Pendapat ini juga terjadi pada dua golongan :
Golongan pertama diwakili oleh Ihyan yang berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an adalah bentuk masdar mahmuz mengikuti wazan al-gufron dan ia merupakan musytaq dari kata qara’a yang mempunyai arti yang sama dengan tala’.
Golongan kedua diwakili antara lain Az-Zujaj yang berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an diidentikan dengan wazan al-fu’lan yang merupakan musytaq dari kata al-qar’u yangmempunyai arti al-jam’u.[2]
Dari uraian tersebut berbagai pandangan tentang Al-Qur’an dilihat dari sudut bahasa, penulis menganbil definisi dari pendapat pertama yang mengatakan bahwa alif dalam kata Al-Qur’an adalah asli sebagaim,ana diwakili oleh Al-Lihyan, hal ini agar definisi Al-Qur’an sama dengan definsi telah disajikan pada bab pertama.
Dalam pengertian Al-Qur’an, para ulama mempunyai shigoh-shigoh tertentu, ada yang panjang dan ada yang pendek. Sedangkan yang paling mendekati dan sama menurut pengertian mereka tentang Al – definisi Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW, bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala.[3]
2. Fungsi Al-Qur’an
Setelah Rasulullah wafat, yang tertinggal adalah Al-Qur’an yang terjaga dari penyimpangan dan pemutarbalikan fakta agar dipakai sebagai petunjuk dan pedoman dalam mengarungi dunia fana ini. Firman Allah SWT :
“Katakanlah hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah (yang) diutus kepada kalian semua, bahwa Allahlah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kalian kepada Allah dan rasulNya. Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan ikutilah Dia agar kalian mendapat petunjuk (QS Al-Arof : 158)[4]
Juga disebutkan FirmanyaNya :
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (Al-Qur’an) kepada hambaNya, agar menjadi peringatan kepada seluruh alam” (QS Furqon: 1)[5]
Sebagian nama–nama Al-Qur’an, baik secara langsung maupun tidak langsung memperlihatkan fungsi Al-Qur’an. Dari sudut isi atau substansinya, fungsi Al-Qur’an sebagai tersurat dalam nama-namanya adalah sebagai berikut:
a. Al-Huda (petunjuk)
Dalam Al-Qur’an terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum. Allah berfirman, “Bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkan-Nya Al-Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasannya mengenai itu …” (QS Al-Baqoroh [2]: 185).
Kedua, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman, “Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS Al-Baqoroh [2]: 2).
Bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dijelaskan pula dalam ayat lainnya, antara lain Surat Al-Imron [3] ayat 138.
Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman, : “…. Katakanlah : ‘Al-Qur’an itu adalan petunjuk dan penawar bagi orang-orang beriman…” (QS Fussila [41]: 44).
b. Al-Furqon (pemisah)
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran yang membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) … (QS Al-Baqaroh [2] : 185).
c. Al-Syifa (Obat)
Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis). Allah berfiman, “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS Yunus [10] : 57).
d. Al Mau’idzoh (nasehat)
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS Ali-Imron [3]: 138)
Demikianlah fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirman Allah dalam Al-Qur’an. Sedang fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan terhadap isinya bergantung pada kualitas ketaqwaan invidu yang bersangkutan.[6]

3. Pentingnya Membaca Al-Qur’an

Allah menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad SAW untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga menjadi benar-benar umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka bumi ini.
Di antara ciri khas atau keistimewaan yang dimilki Al-Qur’an adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang yang membacanya, mengkajinya, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Umamah al, Bahimah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Baca Al-Qur’an, ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepadanya” (HR Muslim)[7]

[1] Fahd bin Muhammad Al-Rummi, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997), h.38
[2] Ibid, h.40
[3] Ibid, h.41
[4] Departemen Agama Respublik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : Toha Putra), h.231
[5] Ibid, h.336
[6] Drs. Atang Abd. Hakim, MA., Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya) h.70
[7] Imam Muslim, Shahih Muslim, (Libanon : Darul Fikri, tt), h.134
[ ... ]

Nama Bayi Islam

Huruf  A 
Aminah – Dapat dipercaya, Aman
Adibah – Beradab, Sastrawati
Afnan – Pepohonan yang berbuah
Afrah, Afroh – Hiburan, Kesenangan
Ahlam – Impian
Ain – Mata
Ainul Hayat – Mata kehidupan
Alifah – Ramah dalam bersahabat
Althof – Lembut
Amal – Harapan, Cita-cita
Aman – Aman
Amirah – Ratu, Pemimpin
Amnah – Tentram
An’am – Kebaikan, Keutamaan
Anisa – Perempuan
Anisah – Teman penghibur
Asholah – Baik
Asiyah – Istri Fir’aun
Asma – Putri Abu Bakar ash-Shiddiq r.a.
Asror – Perkara Rahasia
Azahir – Bunga-bunga
Azhara – Bunga–bunga
Abidah – Tekun beribadah
Adawiyah – Seorang wanita sufi
Adilah – Adil
Adzbah – Lezat
Adzro – Gadis yang tidak pernah disentuh
Afaf, Afifah – Punya harga diri
Afiyah – Sehat
Ahidah – Yang menepati janji
Aidah – Yang kembali
Ainiyah – Pohon rimbun dan bersemi
Aisyah – Istri Rasulullah Saw
Akifah – Wanita yang beri’tikaf
Aliyah – Tinggi
Aqilah – Pemikir
Arafah – Padang Arafah
Ariqah – Baik budi, Mulia
Ashimah – Yang suci dari dosa
Athfah, Athifah – Kasih sayang, Lembut, Belas kasih, Perasaan
Athirah – Harum
Athiyah – Pemberian
Athaya – Pemberian, Hadiah
Awathif – Penyayang, Akhlak yang terpuji
Azizah – Perkasa, Mulia
Azmah – Kemauan kuat

Huruf B
Badai’, Badi’ah – Indah
Badihah – Cepat berfikir
Badilah – Pengganti
Badiroh – Sigap, Tajam
Badriyah – Bulan purnama
Badrudduja – Cahaya kegelapan
Bahijah – Kesenangan, Keindahan
Bahirah – Elok, Indah
Bahitsah – Peneliti, Penyelidik
Bahiyah – Cemerlang, Indah
Bahiyyah – Pandangan yang indah
Bahjah – Kesenangan, Keindahan
Bakhitah – Orang yang beruntung
Balighoh – Sampai, Gaya bicara yang indah
Balqis – Ratu istri Nabi Sulaiman As.
Bananah – Ujung jari jemari
Barakah – berkah
Bari’ah – Mahir, Cantik
Bariqoh – Pancaran cahaya, Bersinar
Barizah – Menonjol
Baroah – Suci dari dosa
Barroqoh – Tenar, Masyhur
Bashirah – Bijaksana, Berakal
Basimah – Selalu senyum
Basiqoh – Tinggi, Menjulang
Basmah, – Senyuman
Bassamah – Selalu senyum
Basus – Pelindung, Pemelihara
Basyasyah – Wajah yang bersinar
Basyirah – Pemberi kabar gembira, Indah, Rupawan
Bayyinah – Bukti, Dalil
Budur – Rembulan
Bulbulah – Bersuara merdu
Buraidah – Dingin
Burairah – Berbakti, Berbuat baik
Burdah – Mantel
Bustan – Taman, Kebun
Busyra – Kabar gembira
Butsainah – Banyak pujian
[ ... ]
 

©2009 Lisa Fradisa | by TNB